Kamis, 07 Maret 2013
RESUME ADM. PERDAGANGAN DAN INDUSTRI KAJIAN EKONOMI POLITIK KEBIJAKAN IMPOR DAGING SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING
Dalam kasus ini, pemerintah yang melalui kementrian pertanian telah
mencanangkan swasembada daging pada tahun 2010. Akan tetapi dalam berjalannya
waktu, rencana swasembada daging belum lah bisa tercapai. Karena, dalam kasus
ini pemerintah sebagian yang korupsi terhadap anggaran tersebut. Ujung-ujungnya
petani/peternak sapi yang menjadi korbannya.
Dengan permasalahan demikian, pemerintah memberi sinyal kepada
australia untuk mengimporkan daging ke Indonesia. Mengapa Pemerintah memilih
impor daripada memilih daging dari Indonesia sendiri? Karena pemerintah dalam
tanda kutip “oknum” yang mau menyalah gunakan jabatannya, sehingga pengeluaran untuk impor daging dibengkakkan/ di mark up
agar mendapat keuntungan sendiri.
Dalam hal ini, pemerintah haruslah tegas menanggapi permasalahan itu.
Kalau tidak ditindak secara tegas, untuk apa peternak sapi di Indonesia ini?
Padahal potensi yang ada di wilayah kita ini lebih besar. Kan semuanya dari
rakyat untuk rakyat.
Dalam swasembada daging, merupakan sebuah cita-cita bangsa pada tahun
2012, menumbuhkan potensi pertanian (peternakan). Tetapi haruslah kita dukung
dan selaluu berkomitmen dalam menjalankan semua itu. Kita itu selalu tergantung
pada impor ini itu, padahal kita bisa mengembangkan diri dalam mengatasi impor
tersebut. Contohnya saja impor kedelai, impor garam dan sebagainya. Kita bisa
memberi modal dan apa gitu, agar pertanian di Indonesia ini sukses dan tercapai
semua cita-cita bangsa yaitu swasembada pangan(daging).
Swasembada Daging, cita-cita yang sampai saat ini belum bisa tercapai.
Karena banyak hal yang menghambatnya. Pada era 80-an, pernah diperkenalkan
Inseminasi Buatan kepada peternak lokal. Akan tetapi banyak perbedaan antara
Sapi IB dan Sapi Lokal. Sapi lokal lebih tahan terhadap kondisi dan mudah
beradaptasi terhadap makanan apapun, sebaliknya dengan Sapi IB. Walaupun Sapi
lokal badannya lebih kecil, akan tetapi sapi lokal jauh lebih bagus daripada
sapi IB.
Kita haruslah mengambil kebijakan yang vital, menghentikan Impor
Daging. Karena, dengan impor tersebut kita menciptakan dampak yang tidak
sedikit pada kehidupan petani di negara kita, negara berkembang. Negara kita
masuk 105 dari 149 negara miskin dunia, dan negara ketiga menjadi pengimpor
pangan. Dalam mekanisme impor pangan, akan menghilangkan peluan peningkatan
pendapatan dan daya beli masyarakat serta penyerapan tenaga kerja. Kebijakan
ini berdampak pada ketergantungan dan berkurangnya kesempatan kerja dan
pendapatan petani per-Bulannya.
Tidak terlepasnya pemerintah yang tidak mampu dan pemangku kepentingan
dalam menjaga komitmen mereka, ini menjadi titik lemah koordinasi dan kurangnya
data pendukung yang menyebabkan terjadinya kebijakan yang salah alamat dan
melemahkan posisi petani gurem dan peternak kecil.
Kita sebagai anak bangsa, haruslah memperhatikan hal-hal sekecil
apapun. Kita tumbuhkan sektor pertanian-peternakan agar para petani dan
peternak bisa menyerap tenaga dan hasil yang secara maksimal. Kita bantu mereka
memberikan modal agar jalannya roda ekonomi di negara kita ini selalu berputar.
Pengembangan Karier Pegawai
Dari
pendapat para Pakar atau Ahli dibidang MSDM tentang pengembangan karier,
berikut adalah definisi dari Pengembangan Karier.
·
Menurut
Vithzal Rivai (2009 : 274 ) :
Pengembangan
karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam
rangka mencapai karir yang di inginkan.
·
Menurut
T. Hani Handoko ( 2003 : 123 )
Pengembangan
karir merupakan peningkatan pribadi yang dilakukan seseorang untuk mencapai
suatu rencana karir.
·
Pengembangan
karir adalah perubahan nilai-nilai, sikap dan motivasi yang terjadi pada
seseorang, karena dengan penambahan/ peningkatan usianya akan menjadi semakin
matang. Dari pengertian ini, focus pengembangan karir adalah peningkatan
kemampuan mental, yang terjadi karena pertambahan usia. Perkembangan mental itu
dapat juga berlangsung selama seseorang menjadi pekerja pada sebuah organisasi,
yang terwujud melalui pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas pokoknya.
·
Pengembangan
karir adalah suatu usaha dilakukan secara formal dan berkelanjutan dengan
difokuskan pada peningkatan dan penambahan kemampuan seorang pekerja.
Dari definisi diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengembangan karir merupakan suatu proses dalam peningkatan
dan penambahan kemampuan seseorang karyawan yang dilakukan secara formal dan
berkelanjutan untuk mencapai sasaran dan tujuan karirnya.
Pengembangan karir merupakan
tanggung jawab suatu organisasi yang menyiapkan karyawannya dengan kualifikasi
dan pengalaman tertentu, agar pada waktu yang dibutuhkan organisasi sudah memiliki
karyawan dengan kualifikasi tertentu. Jadi yang dilakukan karyawan adalah
bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu
kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang
ditawarkan oleh perusahaan.
Pengembangan karir pada umumnya
berupa kenaikan karier secara vertikan dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke
jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan
tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial.
Dari berbagai bentuk dari
pengembangan karir, yang dapat kami sebutkan dari berbagai sumber, ialah
·
Pendidikan
dan Pelatihan
Pendidikan
dan Pelatihan merupakan usaha meningkatkan kemampuan kerja yang dimiliki
karyawan dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilannya. Pendidikan
menekankan pada penekanan keahliah teoritis, konseptual, dan moral karyawan.
Sedangkan pelatihan lebih menekankan pada peningkatan keterampilan teknik
pelaksanaan karyawan. Pelatihan yang diberikan kepada karyawan operasional,
sedangkan pendidikan diberikan pada karyawan manajerial.
·
Mutasi/Transfer
Mutasi
atau yang dkenal dengan mutasi personal diartikan sebagai perubahan
posisi/jabatan/pekerjaan tempat kerja dari seorang tenaga kerja yang dilakukan
baik secara vertikal maupun horisontal. Mutasi secara vertical mengandung arti
bahwa tenaga kerja yang bersangkutan dipindahkan pada posisi/jabatan/pekerjaan
yang lebih tinggi dari sebelumnya, yang biasanya diikuti dengan perubahan dari
wewenang dan tanggung jawabnya, status, kekuasaan, dan pendapat baik ke tinggi
yang lebih tinggi maupun tinggkat yang lebih rendah. Mutasi Vertikal terdiri
atas
a.
Promosi,
Suatu Promosi diartikan sebagai perubahan posisi/jabatan dari tingkat yang
lebih rendah ketingkat yang lebih tinggi. Perubahan ini biasanya akan di ikuti
dengan meningkatnya tanggung jawab, hak serta status sosial seseorang.
b.
Demosi,
Merupakan suatu bentuk mutasi vertikal yang berupa penurunan
pangkat/posisi/jabatan pekerjaan ke tingkat yang lebih rendah.
c.
Penangguhan
Kenaikan Pangkat, penangguhan kenaikan pangkat terjadi sebagai akibat dari
ketidak mampuan seorang tenaga kerja melaksanakan tugas dalam jabatannya,
karena pelanggaran disiplin, atau terkena hukuman pidana.
d.
Pembebastugasan,
pembebasan tugas atau lebih dikenal dengan skorsing merupakan bentuk mutasi
vertikal yang dilakukan dengan membebastugaskan seorang tenaga kerja dari
psoisi/jabatan didalam pekerjaannya, akan tetapi masih memperoleh pendapatan
secara penuh.
e.
Pemberhentian,
pemberhentian atau retiring merupakan bentuk mutasi vertikal yang paling akhir
berupa pemberhentian seorang tenaga kerja dari pososo/jabatan didalam
pekerjaannya, yang sekaligus diikuti dengan pemutusan hubungan kerja dan
pemberhentian pembayaran pendapatannya (upah/gaji)
Sedangkan
mutasi horisontal mengandung arti terjadinya perubahan jabatan/posisi namun
dalam level/tingkatan yang sama, yang berubah hanyalah bidang tugas atau areal
tempat tugasnya, di ikuti dengan eprubahan tingkat wewenang dan tanggung
jawabnya, status, kekuasaan dan pendapatannya. Mutasi horisontal terdiri atas
a.
Job
Rotation, Suatu job rotation atau perputaran jabatan merupakan suatu bentuk
mutasi personal dengan tujuan antara lain untuk menambah pengetahuan seseorang
tenaga kerja dan menghindari terjadinya kejenuhan. Bentuknya adalah tour of
area, tour of duty, dan rehabilitasi. Dan mutasi ini kebanyakan atas
kehendak/keinginan tenaga kerja yang bersangkutan.
b.
Production
Transfer, suatu bentuk mutasi horisontal yang ditujukan untuk mengisi
kekosongan pekerja pada suatu posisi/jabatan tertentu yang harus segera diisi
agar kontinusitas produksi dan pengingkatannya dapat terjamin. Mutasi ini
banyak terjadi atas prakarsa organisasi sendiri, misal karena alasan untuk
meningkatakan produktivitas, reorganisasi, dan alasan lainnya.
c.
Replacement
Transfer, suatu bentuk mutasi horisontal yang ditujukan untuk mempertahankan
tenaga kerja yang berpengalaman dengan cara mengganti pekerja yang baru.
d.
Remedial
Transfer, merupakan bentuk mutasi horisontal yang bertujuan untuk menempatkan
seorang tenaga ekrja pada jabatan yang sesuai dengan kondisi kerja yang
bersangkutan.
Dari pemaparan diatas, kesempatan
untuk mengembangkan karier didalam organisasi/perusahaan mempunyai dasar-dasar
tertentu mengapa jabatan yang diduduki bisa berubah kejabatan lainnya, entah
naik ataupun turun. Dasar-dasar dari tersebut adalah
·
Kecapakan
kerja dari tenaga kerja tersebut, dimana kecakapan kerja apabila meningkat
pasti akan menignkat juga jabatannya. Apabila kecakapannya belum mencukupi,
pasti organisasi/perusahaan tersebut memberi pelatihan agar kecakapan tersebut
bisa membaik.
·
Senioritas
dari sebuah organisasi/perusahaan, dimana senioritas ini lebih banyak
berdominan sebagian besar di wilayah kita ini. Senior dianggap lebih mempunyai
kecakapan yang lebih banyak dari pada junior. Tetapi menurut kami kecakapan
senioritas belum tentu labih baik dari pada junior nya.
·
Sistem
kecakapan dan senioritas, mungkin didalam dasar ini lebih baik dari pada yang
diatasnya. Dimana senior dan mempunyai kecakapan yang lebih tinggi akan
mendapatkan jabatan yang tinggi, karena senior lebih tau bagaimana yang akan
dilakukan didalam sebuah organisasi/perusahaan tersebut.
Pengembangan karir seharusnya
tidak hanya tergantung pada usaha individu saja, karena tidak selalu sesuai
dengan kepentingan organisasi. Petinggi organisasi tersebut haruslah mendesai
program dalam mengembangkan karir para pegawainya, setiap organisasi harus menyusun perencanaan karir, pengarahan,
dan pengembangan. Dalam perencanaan karir, adalah suatu proses yang dapat
ditempuh oleh seseorang karyawan untuk memilih sasaran karir dan jalur yang
dapat dilalui untuk sampai ke sasaran tersebut.
Didalam pengarahan, organisasi
tersebut harus menyelenggarakan konseling karir, agar tenaga kerja mampu
mendapat pengarahan kemana akan melangkah dalam organisasi tersebut, dan tenaga
kerja tersebut dapat mengetahui informasi apa yang terdapat dalam organisasi
tersebut, dan ada pengumuman apa tentang pengembangan karir para pegawai.Dalam
fase pengembangan tenggang waktu yang diperlukan pekerja untuk persyaratan yang
memungkinkannya melakkan gerak dari suatu posisi ke posisi lain yang
menginginkannya, kegiatan tersebut antara lain,
·
menyelenggarakan
system mentor
·
pelatihan
·
rotasi
jabatan
·
program
beasiswa/ikatan dinas
Dari pengembangan karir pegawai,
mempunyai tujuan dan manfaat yang dicapai oleh organisasi maupun individu
(pekerja), antara lain
·
Membantu
pencapaian tujuan individu dan perusahaan.
·
Menunjukkan
hubungan kesejahteraan karyawan, yang artinya perusahaan merencanakan karir
karyawan dengan meningkatkan kesejahteraannya agar karyawan lebih tinggi
loyalitasnya.
·
Membantu
karyawan menyadari kemampuan potensi mereka, pengenmabangan karir membantu
menyadarkan karyawan akan kemampuan untuk menduduki suatu jabatan tertentu
sesuai dengan potensi dan keahliannya.
·
Memperkuat
hubungan antara karyawan dan perusahaan.
·
Membuktikan
tanggung jawab sosial, cara ini menciptakan iklim kerja yang positif dan
karyawan menjadi lebih bermental sehat.
·
Membantu
memperkuat pelaksanaan program perusahaan.
·
Menggiatkan
analisis dari kesleuruhan karyawan.
·
Menggiatkan
suatu pemikiran jarak waktu yang panjang, hal ini karena penempatan suatu
posisi jabatan memerlukan persyaratan dan kualifikasi yang sesuai dengan
posisinya.
Pengembangan akrir juga pada
dasarnya memiliki manfaat yang hampir sama dengan apa yang dikemukakan diatas,
namun manfaat pengembangan ini ada kekhususan karena sudah menyangkut kegiatan
pendidikan dan latihan.
Pemanfaatan Cyberspace untuk peningkatan kualitas mahasiswa
Sebenarnya mengenai
kehidupan kita saat ini sudah dipikirkan oleh nenek moyang kita.
Setiap generasi akan
ditakdirkan menjadi generaasi yang lebih baik dari generasi sebelumnya.
Change or lost in ICTs
age
: berubah atau hilang dari abad mutakhir
ini.percaturan komunikasi telah menjadi legaliter( mempunyai hak yang sama/
dindinng-dinding pemisah bisa dijebol) sehingga kita mempunyai peluang dan
kesempatan yang sama.
Pikiran kita mempengaruhi kehidupan
kita. Karena tindakan kita berawal dari
pikiran kita. Untuk mengikuti zaman mutakhir ini kita harus cerdas dalam
membangun komunikasi.
ICTs
Age
Making new habit
Paridigm shift migrasi
from primitif study to progresif study.
Primitif study bisa dikatan sebagai
pikiran mahasiswa yang berfikiran masih primitif. Ciri-cirinya adalah hanya
suka bergaul dengan teman yang itu-itu saja tidak suka bergaul dengan teman
selain kelompoknya, membaca dari buku halaman depan.
Progresif study biasanya ditunjukkan
dengan prinsip-prinsip yang kuat namun selalu mengoreksi bila mendapat masukan.
Kita harus mempunyai
model untuk membuat kebiasaan baru yaang baik untuk kita yaitu dengan alat-alat
komputer seperti :
1. Jaringan
internet
2. Facebook
3. Penyedia
jaringan strategis (Provider Strategis)
4. Electronic
dictionary (Software kamus bahasa Indonesia)
Untuk menjadi Cyber
Space kita harus bisa berbahasa inggris.
Pemberdayaan Jaringan
Cerdas adalah:
1. Mempunnyai
facebook domestik dan Internasional
Jaringan facebook domestik hanya
untuk di dalam negeri saja, kita perlu menggunakan facebook internasional untuk
2. Anak
terminal net
3. Berumah
diperpustakaan dunia
4. Sharing
Web among us.
POINT-POINT
·
Orang lain bisa resperativ bagi
kita. Untuk meraih kesuksesan tidak
mudah kita harus membaca buku Bambu China. Seperti yang dipaparkan dalam kuliah umum dijelaskan
bahwa bambu China tumbuh dalam waktu yang panjang dan membutuhkan kesabaran
yang banyak. Jika bambu itu sudah tumbuh akan menjulang tinggi ke atas. Cerita
bambu China itu menganologikan keberhasilan kita. Di dunia ini tak ada
kesuksesan yang dicapai dengan mudah. Seperti bambu itu memerlukan waktu,
kesabaran dan kedisplinan.
·
Kenikmatan intelektual travicking akan
terasa setelah kita mengerti dan mengikuti apa yang sebenarnya diri kita
butuhkan.
·
Para juara berkumpul pada suatu tempat.
Kita harus mengikuti jejak mereka. Setidaknya kita harus mempunyai hobi. Dari
hobi tersebut kita menjadi tahu arah kemana jalan kita. Kembangkan hobi kita,
dan bergabung dengan grup-grup yang mempunyai talenta seperti kit. Dengan
sendirinya akan menghantarkan diri kita.
·
Rajin membuat metodelogi untuk membentuk Validitas sesuai kecakapan
pengetahuan. Bila kita mencari data lewat
Cyber Space harus tidak malas-malas untuk meneliti satu persatu hasil
pencarian kita. Argumen yang kita berikan juga membantu kevalitan data
tersebut.
·
Ternyata jurnal yang dimasukkan dalam
cyber space sudah menjadi milik publik. Kita bebas untuk menjadikan referensi
dengan catatan memberikan alamat saat kita mengambil jurnal itu.
·
Fakta tidak penting yang terpenting
adalah sikap menghadapi kenyataan karena manusia tidak mempunyai batas untuk
berinovasi tetapi manusia mempunyai keterbatasan. Kita harus mengubah
keterbatasan itu menjadi spirit.
·
Thomas Alfa Edison merupakan seorang
ilmuan besar dunia. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia menjadi penemu bola
lampu. Bayngkan bila saat ini tidak ditemukan bola lampu kita masih dalam
kegelapan. Thomas mempunyai suatu kedisplinan ynag tinggi setiap 10 hari harus
menghasilkan sesuatu dan setiap 6 bulan harus mengeluarkan yang pantas yang
bisa memukau semua orang.
·
Kita harus menjadi mahasiswa yang
bersinar.
Potensi dalam diri kita
sangat luar biasa sehingga kita harus bertemu pada tempat yang tepat . tidak
berarti dengan kampus yang besar namun diri kita lah yang harus menentukan
bukan orang lain.
·
Yang kita butuh bukan gelar
tapi
kapasitas kita.
Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi tak
dapan lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth), pembangunan ekonomi
mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar
proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksut dengan pertumbuhan ekonoi adalah
proses kenaikan produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Selanjutnya pembangunan
ekonomi diartikan sebagai proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk
meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi.
1. Pembangunan sebagai suatu proses
Artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang
harusdijalani oleh setiap masyarakat atau bangsa.
2. Pembangunan sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan pendapatan perkapita
Artinya sebagai suatu usaha pembangunan merupakan tindakan
aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan perkapita.
3. Peningkatan pendapatan perkapita
harus berlangsung dalam jangka panjang
Artinya suatu perekonomian dapat
dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka
panjang cenderung menigkat.
A.
Bagaimana
peristiwa reformasi paradigma ekonomi di masa yang lalu ?
Sabtu 12
Februari 2011, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Ir. Hatta
Radjasa menyampaikan materi kuliah umum yang bertempat di Aula Barat ITB. Dalam
kesempatan itu, beliau menyampaikan kuliah umum dengan tema “Peluang dan
Tantangan Ekonomi dan Geopolotik Indonesia”.
Beliau
menyampaikan visinya yang berupa Paradigma Pembangunan Ekonomi Indonesia selama
beberapa tahun belakangan ini, yang telah mengalami beberapa kali reformasi
dalam segala bidang, salah satunya ekonomi.
Yang
diawali pada tahun 1997, terjadi peristiwa reformasi yang menyebabkan
perekonomian luluh lantak hingga mencapai titik terendah dalam sejarah
perekonomian bangsa. Luluh lantaknya perekonomian pada masa ini, hampir
menyebabkan terpecahnya Indonesia menjadi negara Balkan.
Sejalan
dengan reformasi Indonesia, perekonomian Indonesia pun bereformasi dari sistem
perekonomian otoriter menjadi demokrasi, dari perekonomian sentralisasi menjadi
desentralisasi.
Sampai
tahun 2004, walaupun belum menunjukkan kepulihan total, perekonomian Indonesia
mulai merangkak perlahan menuju kondisi yang lebih baik. Hampir seluruh
pendapatan negara pada waktu itu digunakan untuk membayar hutang. Tingkat
kemiskinan dan pengangguran meningkat tajam.
Pada tahun
2010, perekonomian tumbuh semakin baik, bakan beberapa melebihi target yang
ditetapkan. Hutang mulai berkurang, meskipun tingkat kesenjangan masih tinggi.
Visi 2025 sebagai paradigma baru perekonomian Indonesia, akan lebih
berkonsentrasi pada perekonomian yang berbasis nasional dan sumber daya alam.
Selama ini, Indonesia adalah negara yang mengandalkan sumber daya alam bahan
mentah sebagai pemasukan utamanya. Indonesia hanya menjual sumber daya tersebut
ke negara asing.
Sumber daya alam yang selama ini hanya sebagai sumber devisa, akan
menjadi pusat utama industri dan pertumbuhan ekonomi yang sepenuhnya untuk
kepentingan nasional. Seluruh sumber daya alam akan diolah dan diproduksi di
dalam negeri. Tidak hanya di pulau Jawa, tetapi juga di seluruh pulau di
Indonesia dengan membangun kluster-kluster industri.
Guna mewujudkan Visi 2025 ini, bangsa kita masih harus menghadapi tantangan,
antara lain: kesenjangan pembangunan antar wilayah dan infrastruktur yang
terbatas. Namun di sisi lain, kita memiliki sumber daya manusia yang melimpah
dan kekayaaan sumber daya alam sebagai modal awal.
Sayangnya kualitas manusia Indonesia masih harus ditingkatkan untuk dapat
menggali potensi sumber daya alam. Di sinilah peran institusi pendidikan
seperti Institut Teknologi Bandung, sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta inovasi, untuk mencetak manusia yang berkualitas, berinovasi,
dan kreatif, sehingga dapat menggerakkan roda industri dan ekonomi Indonesia.
B.
Apa
Kebijakan Pembangunan Nasional ?
Pembangunan di Indonesia senantiasa
diarahkan agar perekonomian Indonesia mengalami akselerasi pertumbuhan yang
tinggi, baik pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) maupun Pembangunan
Jangka Panjang Kedua (PJP II). Pemerintah Indonesia berpedoman bahwa persoalan
pertumbuhan ekonomi adalah masalah ekonomi jangka panjang, sehingga mesti
diletakkan dalam setiap kerangka pembangunan jangka panjang. Jangka waktu yang
relatif lama (20-25 tahun) tersebut dipergunakan untuk mengukur berapa
sebenarnya capaian tingkat pertumbuhan ekonomi yang telah diraih. Pada PJP I
misalnya, pertumbuhan ekonomi direncanakan mengalami peningkatan secara
bertahap pada kisaran 6,2% pertahun. Pada PJP II, pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan menigkat 7,3%. Sasarannya adalah peningkatan pendapatan per kapita
$2600 pada akhir PJP II (RPJNasional 2005-2025)
C.
Apakah
Paradigma Baru Kebijakan Pembangunan Ekonomi di Tingkat Daerah ?
Menurut
Kuncoro, teori pembangunan yang ada selama ini memang belum berhasil menguoas
secara tuntas mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan ekonomi yang ada di
daerah. Karena itulah sangat penting untuk melakukan perumusan ulang paradigma
baru perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang lebih komprehensif, diperlukan
suatu sintesis di antara berbagai pendekatan yang ada, sehingga bisa dihasilkan
rumusan baru tentang paradigma baru pembangunan ekonomi didaerah secara lebih
tepat.
Paradigma baru pembangunan ekonomi
daerah mencakup hal berikut
1. Pembangunan dilakukan dengan
mempertimbangkan potensi daerah bersangkutan, serta kebutuhan dan kemampuan
daerah menjalankan pembangunan.
2. Pembangunan daerah tidak hanya
terkait dengan sektor ekonomi semata, melaikan keberhasilannya juga terkait
dengan faktor lainnya seperti sosial, politik, hukum, budaya, birokrasi dan
lainnya.
3. Pembangunan dilakukan secara bertahap
sesuai dengan skala prioritas dan yang memiliki pengaruh untuk menggerakkan
sektor lainnya secara cepat.
Di era otonomi,
pembangunan ekonomi haruslah dilakukan secara serentak pada setiap sektor,
walaupun untuk negara (daerah) berkembang, pembangunan ekonomi tidak dilakukan
secara serentak (unbalanced growth) yaitu dengan menetapkan sektor unggulan,
dimana sektor unggulan ini akan berimplikasi kedepan (forward linkages) dan
hubungan kebelakang (backward linkages).
D.
Apakah Paradigma Baru Pembanguan itu
?
Kalai pada model awal pembangunan
yang ditekankan adalah perlunya kapitalisasi, kemudian dalam model distribusi
sosial muncul kesadaran akan keadaan marginalitas yang dihasilkan oleh konsep
pembangunan dengan arti pertumbuhan, maka kemudian tampil sejumlah pengulas
teori pembangunan terutama yan berasal dari negara berkembang sendiri, seperti
Amerika Latin yang meninjaunya dari sudut tekanan historis mengenai hubungan
antara negara maju dengan negara terbelakang.
Bagi kelompok analis ini, yang
menjadi masalah utama yang sebenarnya bukan terletak pada kuantitas oertumbuhan
ekonomi (seperti yang diukur dengan presentase tingkat pertumbuhan pertahun),
ataupun pada kualitas pertumbuhan sosial, melainkan pada kualitas dari proses
pencapaian pertumbuhan itu sendiri.
Pandangan ini tetap mengakui
pentingnya pembangunan ekonomi dan sosial, namun menurut mereka persoalan kunci
adalah siapa yang mengendalikan pembangunan? Apakah negara-negara yang sedang
membangun itu merupakan objek pembangunan, kendali tujuan berada di tangan
seseorang di luar mereka atau mereka merupakan subjek pembangunan, yakni
mengendalikan sendiri tujuan mereka itu. Dalam menjawab pertanyaan inilah
kemudian muncul teori dependensi (ketergantungan) dan teori keterbelakangan
(underdevelopment)
E.
Apa dampak
Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi Nasional ?
Didalam Pembangunan Ekonomi yang berlangsung
di suatu negara akan membawa dampak baik positif maupun negatif, didalam dampak
ini harus diperhatikan oleh petinggi-petinggi negara agar menjadi sebuah acuan
untuk menjadikan Perkembangan Ekonomi tersebut akan membaik.
Dampak positif tersebut diantaranya
adalah
·
Melalui
pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih
lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
·
Adanya
pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
·
Terciptanya
lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa
memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
·
Melalui
pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari
struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan
ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan menjadi semakin beragam dan dinamis.
·
Pembangunan
ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian,
akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dampak Negatif
Pembangunan Ekonomi, diantaranya adalah
·
Adanya
pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya
kerusakan lingkungan hidup
·
Industrilisasi
mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian
·
Pembangunan
yang tidak merata keseluruh daerah mengakibatkan ke iri dengkian masyarakat.
Organisasi dan Manajemen
1.
Dimasa
sekarang, jika berhubungan dengan organisasi kita sering dihadapkan dengan
masalah-masalah birokrasi, ketidakefisienan dan ketidakefektifan organisasi.
Sedangkan salah satu tujuan manajemen adalah tercapainya suatu organisasi yang
efektif dan efisien. Apa yang sebenarnya terjadi ?
Jawaban : Tujuan manajemen
adalah tercapainya suatu organisasi yang efektif dan efisien, arti dari
tersebut adalah.
·
Efektifitas
diusahakan berdasarkan kapasitas suatu organisasi untuk memperoleh dan
memanfaatkan sumber dayanya yang langka
dan berharga secara sepandai mungkin dalam usahanya mengejar tujuan operasi dan
operasionalnya. Tapi kita tidak menilai sukses menurut ukuran sampai sejauh
mana pencapaian tujuan berhasil dikejar secara maksimal, melainkan mengenali
sejumlah hambatan yang tak dapat dihindari yang menghalangi tercapainya tujuan
secara maksimal.
·
Untuk
efisien sendiri dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan yang operatif dan
operasional, didalam konsep ini memperlihatkan nisbah antara biaya dan
keuntungan yang harus ditanggung dalam mengejar tujuan tersebut. Efisiensi
memperhatikan masalah jumlah masukan yang diperlukan/memperoleh tingkat
keluaran yang ditentukan. Suatu organisasi yang efisien apabila ia mencapai
tingkat keluaran yang sama dengan masukan yang lebih kecil
2.
Dapatkah
evaluasi keefektifan sebuah organisasi dibuat dengan ukuran yang mutlak, atau
selalukah penting untuk menetapkan kriteria keefektifan dalam ukurang yang
relativ? Jelaskan dan berikan contohnya?
Jawaban : Evaluasi
keefektifan sebuah organisasi dapat dibuat dengan ukurang yang mutlak apabila
usaha untuk membina pengertian efektifitas yang semula bersifat abstrak menjadi
sedikit lebih banyak yang konkret (dapat diukur). Ada sederetan panjang
kriteria evaluasi yang dipakai, yang paling banyak seperti
·
Kemampuan
menyesuaikan diri (keluwesan)
·
Produktifitas
·
Kepuasan
kerja
·
Kemampuan
berlaba
·
Pencarian
sumber daya
Contohnya,
suatu organisasi yang berkutat dibidang pangan. Organisasi itu harus mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri yaitu kemampuan sebuah organisasi untuk mengubah
prosedur standar operasinya jika lingkungannya berubah. Setelah itu mampi
menaikan volume daro produk/jasa pokok yang dihasilkan organisasi tersebut,
setelah itu baru bisa dirasakan kepuasan seseorang atas peranan/pekerjaannya
dalam organisasi, dan organisasi tersebut harus menanamkan modal yang dipakai
agar mendapatkan laba, dan harus menjaga sumber daya yan ada.
3.
Uraikan
proses agar masyarakat mengetahui apa yang diharapkannya dari misi perguruan
tinggi. Berdasarkan pengetahuan anda tentang unversitas atau akademi yang anda
ikuti, sejauh mana lembaga pendidikan itu dianggap memuaskan dalam mencapai
misinya.
Jawaban : Dari misi sebuah
perguruan tinggi pasti menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan
jurusan yang diambil. Dan dari universitas atau akademi yang saya ikuti,
sepengetahuan saya lembaga pendidikan itu dapat menghasilkan lulusan yang
berkualitas dibidang administrasi dengan keunggulan dalam relevansi dan
kemutakhiran teknologi yang dicirikan oleh nilai moral dan etika melalui
kegiatan tridharma perguruan tinggi secara terpadu dan berkelanjutan sehingga
mampu bersaing ditingkat nasional. Seperti lulusn universitas/perguruan inggi
ditempat saya dapat bekerja diberbagai bidang seperti PNS, TNI, BUMN, dan
sebagainya
4.
Uraikan
kebudaayaan organisasi dimana anda menjadi anggotanya atau mempunyai hubungan
kerja. Apakah yang menjadi nilai, keyakinan, dan norma norma bersama organisasi
itu. Apakah nilai budaya itu konsisten dan apakah nilai tersebut mendorong
criteria keefektifan organisasi yang bersangkutan? Jelaskan jawaban anda
Jawaban : organisasi yang
saya ikuti, seperti menjadi anggota LPM (lembaga pers mahasiswa) di kampus
saya, nilai, keyakinan, dan norma-norma tersebut mampu mendorong keefektifan
sebuah organisasi untuk mampu berjalan dengan baik, sesuai dengan tujuan sebuah
organisasi yang efektif dan efisien.
5.
Mengapa
penting untuk dipahami bahwa seorang manajer harus memperkirakan tingkat
motivasi bawahannya?
Jawaban : pentingnya untuk
dipahami bahwa seorang manajer harus memperkirakan tingkat motivasi bawahannya
karena suatu pekerja mempunyai pendapat tertentu mengenai yang mereka harapkan
dari pekerjaan itu. Pendapat itu yang mempengaruhi/memotivasi suatu pekerja
adalah kenaikan gaji, promosi tertentu, pekerjaan yang penuh tantangan dan
menarik, mendapatkan teman baru dan seterusnya.model yang dikenal sebagai
“teori motif-konstribusi” ini hanya terbatas pada anggapan bahwa imbalan yang
mereka terima sebanding dengan usaha mereka. Oleh karena itu motivasi dan
sasaran perseorangan dalam bekerja menjadi faktor penting dan seorang manajer
harus memerkirakan tingkat motivasi bawahannya tersebut.
Makalah Kinerja Pegawai
A.
Latar Belakang
Di era
sekarang, manajemen sumber daya manusia yang berbasis kompetensi dimana sumber
daya manusia dituntut untuk terus berkembang dan memiliki kemampuan yang handal
untuk menjawab tantangan globalisasi. Sumber daya manusia didalam suatu organisasi
haruslah memiliki kompetensi yang dibutuhkan agar organisasi tersebut dapat
tetap hidup dan berkembang, sehingga pelaksanaan manajemen sumber daya manusia
dari rekruitment haruslah berorientasi pada model kompetensi.
Bagi
suatu perusahaan yang mengedepankan pelanggan sebagai asset yang harus dijaga
dan dipelihara, maka sangat ditentukan oleh tingkat mobilitas (kinerja) dan
kemampuan manusia yang bekerja dalam perusahaan. Dengan peranan penting dan
strategis yang dimainkan oleh sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan,
maka tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa sumber daya manusia menciptakan
sumber keunggulan kompetitif pada organisasi tersebut.
Peran
Manajemen SDM sendiri sangat berpengaruh terhadap kinerja dari karyawan, karena
sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan sangat
menentukan dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan/organisasi. Pada dasarnya
setiap orang memiliki potensi yang luar biasa dan belum dimanfaatkan secara
penuh. Dalam penegasan tersebut menjadi tugas manajer untuk memanfaatkan sumber
daya itu sedemikian rupa untuk kepentingan pencapaian tujuan organisasi, namun
tetap memberikan suatu penghargaan dan penghormatan terhadap SDM yang
bersangkutan.
B.
Rumusan Masalah
Suatu
perusahaan memiliki karyawan yang dalam bekerja terkesan lamban, alon-alon
waton kelakon, tidak kreatif, produktivitasnya rendah, kualitas pelayanannya
rendah, hal tersebut merupakan sebagian dari indikasi kinerja karyawan yang
rendah. Dalam pokok permasalahan itu semua, dapat diambil suatu garis besar,
yaitu :
·
Apakah
landasan teori dari kinerja suatu karyawan itu sendiri ?
·
Apa
saja faktor yang dapat mempengaruhi kinerja suatu karyawan ? Adakah contoh
dalam suatu instansi untuk menjelaskan faktor tersebut ?
·
Bagaimana
cara mengukur kinerja karyawan ? dan juga pula mengukur kinerja PNS ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teori
Suatu
kinerja merupakan suati istilah yang secara umum digunakan untuk sebagian atau
seluruh tindakan dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada
sejumlah standar seperti biaya masa lalu atau yang diproyeksikan dengan dasar
efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas suatu manajemen. Kinerja
sendiri mengacu pada kadar pencapaian tugas yang membentuk sebuah pekerjaan
karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa karyawan memenuhi persyaratan sebuah
pekerjaan. Akan tetapi sering disalahtafsirkan sebagai upaya yang menceminkan
energi yang dikeluarkan, dimana kinerja diukur dari segi hasil.
Berikut
beberapa uraian tentang kinerja dari beberapa pakar,
·
Helfert
(1996), kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan
selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi
oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki.
·
Mulyadi
(1999), kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
·
Anwar
Prabu Mangkunegara (2000:67), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
·
John
Whitmore (1997:104), kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut
dari seseorang, kinerja merupakan suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu
pameran umum ketrampilan.
·
Barry
Cushway (2002:1998), kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja
dibandingkan dengan target yang telah ditentukan.
B.
Pembahasan
Dari pembahasan
teori diatas dari berbagai sumber atau pakar tentang Manajemen SDM, dapat
diambil suatu garis besar, bahwa kinerja (performance) mengacu kepada kadar
pencapaian tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja
merefleksikan seberapa baik karyawan untuk memenuhi persyaratan sebuah
pekerjaan. Akan tetapi sering disalahtafsirkan sebagai upaya yang mencerminkan
energi yang dikeluarkan, dimana kinerja diukur dari segi hasil.
Mungkin kesalahan
yang paling serius yang dilakukan pada saat memutuskan apa yang akan dievaluasi
adalah dengan menganggap bahwa kinerja itu unidimensional yang menerangkan
bahwa semua individu adalah pelaksana baik, pelaksana buruk, atau diantara
keduanya. Sebuah skalapun tidak dapat menggambarkan secara memadai segala
keseluruhan kinerja semua karyawan. Banyak dari dimensi kerja yang tidak
berhubungan satu sama lainnya. Seorang akan mungkin sangat tinggi kinerjanya
pada satu dimensi, akan tetapi rendah pada dimensi yang lain.
Dari data yang saya
temui, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja suatu karyawan
tersebut. Diantaranya :
·
Faktor
kemampuan. Dimana secara psikologis kemampuan (ability) pegawi terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (Pendidikan). Oleh karena itu
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
·
Faktor
motivasi. Dimanan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai
dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan
diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.
·
Lingkungan
kerja. Dari lingkungan kerja menunjuk pada hal yang berada di sekeliling dan
mencakup karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung
dan diciptakan oleh pimpinan perusahaan/organisasi tersebut, sehingga suasana
kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan.
Disamping dari
beberapa faktor tersebut diatas, suatu perusahaan juga perlu melakukan
peningkatan kinerja karyawannya dengan cara melakukan pemekaran pekerjaan dan
pemerkayaan pekerjaan. Pemekaran pekerjaan merupajan pemberian tugas kepada
pegawai dengan tingkat kesulitan dan resiko yang tinggi dan biasanya tidak
begitu banyak tugas yang dibebankan kepada karyawan tersebut. Semua itu
disesuaikan dengan tingkat kemampuan suatu karyawan.
Dalam sebuah
perusahaan haruslah sering mengevaluasi kinerjanya, karena dengan melakukan
evaluasi kinerja suatu perusahaan akan menjadi baik dan agar tetap tumbuh dan
dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga
kinerja perusahaan tersebut akan makin baik dan dapat terus unggul.
Salah satu cara
untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja pegawai adalah dengan cara
restrukturisasi. Kita mungking pernah mendengar kata tersebut. Restrukturisasi
sering disebut dengan downsing atau delayering, melibatkan pengurangan
perusahaan di bidang tenaga kerja atau unit satuan kerja. Pada setiap
perusahaan yang melakukan perbaikan, entah dalam skala kecil atau besar,
tujuannya untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut.
Untuk beberapa
faktor diatas dan devinisinya, salah satu provinsi di Indonesia yaitu provinsi
Papua. Provinsi Papua sendiri sebagai salah satu Provinsi yang mendapat mandat
untuk mengatur dirinya sendiri oleh Pemerintah Pusat berdasarjan UU No.21 tahun
2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua, maka Pemda Provinsi Papua
berusaha mengejar ketertinggalannya dibanding dengan Provinsi lainnya di
Indonesia.
Berdasarkan definisi
kinerja pada lndasan teori diatas, maka sebagai vareabel dalam makalah ini,
kinerja yang mempunyai indikator sebagai berikut :
·
Tingkat
produktivitas karyawan.
·
Pengetahuan
teknis dan kemampuan mengatur seorang karyawan terhadap tugas yang menjadi
tanggungjawabnya.
·
Kejujuran
insentif, ketidak bergantungan kepada orang lain.
·
Dan
lain sebagainya.
Dari pemerintah
daerah Provinsi Papua, sebagai salah satu sistem tidak dapat terlepas dari
lingkungannya, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Pembangunan dan
kinerja yang bagus merupakan salah satu pelaku yang mempunyai etos kerja,
disiplin kerja, memiliki kemampuan, dan memanfaatkan waktu. Untuk itu
peningkatan kinerja SDM, Potensi, Inisiatif, dan daya kreatif setiap karyawan
pada industri seyogyanya dikembangkan dalam batas yang tidak merugikan
kepentingan umum.
Dalam suatu kinerja
kita perlu memanajemen kinerja, karena aktivitas tersebut untuk memastikan
bahwa sasaran organisasi telah dicapai secara konsisten dalam cara yang efektif
dan efisien. Manajemen kinerja berfokus pada kinerja dari suatu organisasi,
departemen, karyawan bahkan proses untuk menghasilkan produk atau layanan, dan
juga di area yang lain.
Baik di tingkatan
organisasi ataupun individu, salah satu fungsi kunci dari manajemen adalah
mengukur dan mengelola kinerja. Antara gagasan tindakan dan hasil terdapat
suatu perjalanan yang harus ditempuh. Seringkali istilah yang paling sering
digunakan di keseharian yang menggambarkan perkembangan dari perjalanan
tersebut dan juga hasilnya adalah “kinerja” dikutip dari (Brudan 2010)
Untuk aspek dari
kinerja sendiri, terdiri dari Stabilitas Organisasi, Stabilitas Finansial,
Kualitas Program (produk dan layanan). Pertumbuhan Organisasi. Dari aspek
tersebut kita dapat mengetahui bagaimana cara mengukur kinerja suatu karyawan.
Penilaian kinerja
suatu pegawai pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu
organisasi secara efektif dan efisien. Karena adanya kebijakan atau program
yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
Menurut Bernardin
dan Russel (1993:379)0 “A way of measuring the contrubution of individuals to
their organization”. Penilaian kinerja adalah cara mengukur kontribusi individu
karyawan kepada organisasi tempat mereka bekerja.
Penilaian kinerja
merupakan kesempatan periodik untuk melakukan komunikasi antara orang yang
menugaskan pekerjaan dengan orang yang mengerjakannya untuk mendiskusikan apa
yang asaling mereka harapkan dan seerapa jauh harapan itu dipenuhi. Penilaian
kinerja memungkinkan terjadinya komunikasi antara atasan dengan bawahan untuk
meningkatkan produktivitas serta mengevaluasi pengembangan apa saja yang
dibutuhkan agar kinerja suatu pegawai semakin meningkat.
Bagi Pegawai Negeri
Sipil (PNS), penilaian kinerja sudah diatur dalam PP 10 tahun 1979 melalui
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Komponen penilaian DP3 antara
lain kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama,
prakasa, kepemimpinan. Namun seiring berjalannya waktu reformasi birokrasi,
sistem penilaian kinerja PNS melalui DP3 dinilai tidak lagi komprehensif untuk
dijadikan sebagai alat pengukur kinerja.
Dp3 PNS cenderung
terjebak dalam proses formalitas dan tidak berkaitan langsung dengan apa yang
telah dikerjakan PNS. Proses penilaian yang bersifat rahasia juga kurang
memiliki nilai edukatif karena hasil penilaian tidak dikomunikasikan secara
terbuka. Atasan langsung sebagai pejabat penilai pun hanya sekedar memberikan
penilaian dan tidak memberikan tidak lanjut dari penilian tersebut.
Reformasi yang
terjadi pada Medio 1998 juga mereformasi kepegawaian di Indonesia. Melalui UU
43 tahun 1999, pembinaan PNS kini dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja
dan sistem karir yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja dan untuk
menjamin objektifitas dalam mempertimbangkan pengankatan dalam jabatan dan
kenaikan pangkat diadakan penilaian prestasi kerja.
Untuk daerah yang
telah mengedepankan presatasi kerja, disini saya memaparkan sedikit berita
tentang kinerja PNS di Indonesia. Di PNS pemkot Medan haruslah menunjukan sosok
sebagai birokrat yang penuh disiplin dan bertanggung jawab penuh mengabdi
kepada masyarakat. Walikota Medan menilai tingkat disiplin pegawai saat ini
mulai mengalami peningkatan meski ketidak hadiran pegawai mencapai 2%.
Untuk daerah Sleman Yogyakarta, wakil ketua DPRD
Sleman mengatakan “supaya tidak ada pelanggaran
disiplin oleh PNS di Kabupaten Sleman, ke depan harus ada pengawasan dan
perketatan izin kegiatan keluar.
Menurutnya, jika ada tugas keluar kota, harus
ada surat yang jelas.”
Disini
manfaat dari penilaian suatu kinerja pegawai terdapat Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat
bermanfaat bagi perencanaan kebijakan organisasi adapun secara terperinci
penilaian kinerja bagi organisasi adalah :
·
Penyesuaian-penyesuaian
kompensasi.
·
Perbaikan
kinerja.
·
Kebutuhan
latihan dan pengembangan.
·
Pengambilan
keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian dan
perencanaan tenaga kerja.
·
Untuk
kepentingan penelitian pegawai 6.Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain
pegawai.
Langganan:
Postingan (Atom)