Dalam kasus ini, pemerintah yang melalui kementrian pertanian telah
mencanangkan swasembada daging pada tahun 2010. Akan tetapi dalam berjalannya
waktu, rencana swasembada daging belum lah bisa tercapai. Karena, dalam kasus
ini pemerintah sebagian yang korupsi terhadap anggaran tersebut. Ujung-ujungnya
petani/peternak sapi yang menjadi korbannya.
Dengan permasalahan demikian, pemerintah memberi sinyal kepada
australia untuk mengimporkan daging ke Indonesia. Mengapa Pemerintah memilih
impor daripada memilih daging dari Indonesia sendiri? Karena pemerintah dalam
tanda kutip “oknum” yang mau menyalah gunakan jabatannya, sehingga pengeluaran untuk impor daging dibengkakkan/ di mark up
agar mendapat keuntungan sendiri.
Dalam hal ini, pemerintah haruslah tegas menanggapi permasalahan itu.
Kalau tidak ditindak secara tegas, untuk apa peternak sapi di Indonesia ini?
Padahal potensi yang ada di wilayah kita ini lebih besar. Kan semuanya dari
rakyat untuk rakyat.
Dalam swasembada daging, merupakan sebuah cita-cita bangsa pada tahun
2012, menumbuhkan potensi pertanian (peternakan). Tetapi haruslah kita dukung
dan selaluu berkomitmen dalam menjalankan semua itu. Kita itu selalu tergantung
pada impor ini itu, padahal kita bisa mengembangkan diri dalam mengatasi impor
tersebut. Contohnya saja impor kedelai, impor garam dan sebagainya. Kita bisa
memberi modal dan apa gitu, agar pertanian di Indonesia ini sukses dan tercapai
semua cita-cita bangsa yaitu swasembada pangan(daging).
Swasembada Daging, cita-cita yang sampai saat ini belum bisa tercapai.
Karena banyak hal yang menghambatnya. Pada era 80-an, pernah diperkenalkan
Inseminasi Buatan kepada peternak lokal. Akan tetapi banyak perbedaan antara
Sapi IB dan Sapi Lokal. Sapi lokal lebih tahan terhadap kondisi dan mudah
beradaptasi terhadap makanan apapun, sebaliknya dengan Sapi IB. Walaupun Sapi
lokal badannya lebih kecil, akan tetapi sapi lokal jauh lebih bagus daripada
sapi IB.
Kita haruslah mengambil kebijakan yang vital, menghentikan Impor
Daging. Karena, dengan impor tersebut kita menciptakan dampak yang tidak
sedikit pada kehidupan petani di negara kita, negara berkembang. Negara kita
masuk 105 dari 149 negara miskin dunia, dan negara ketiga menjadi pengimpor
pangan. Dalam mekanisme impor pangan, akan menghilangkan peluan peningkatan
pendapatan dan daya beli masyarakat serta penyerapan tenaga kerja. Kebijakan
ini berdampak pada ketergantungan dan berkurangnya kesempatan kerja dan
pendapatan petani per-Bulannya.
Tidak terlepasnya pemerintah yang tidak mampu dan pemangku kepentingan
dalam menjaga komitmen mereka, ini menjadi titik lemah koordinasi dan kurangnya
data pendukung yang menyebabkan terjadinya kebijakan yang salah alamat dan
melemahkan posisi petani gurem dan peternak kecil.
Kita sebagai anak bangsa, haruslah memperhatikan hal-hal sekecil
apapun. Kita tumbuhkan sektor pertanian-peternakan agar para petani dan
peternak bisa menyerap tenaga dan hasil yang secara maksimal. Kita bantu mereka
memberikan modal agar jalannya roda ekonomi di negara kita ini selalu berputar.
0 komentar:
Posting Komentar