Kamis, 07 Maret 2013

Dies Natalis PPMI XX


Lokakarya Penerbitan Mahasiswa se-Indonesia di Malang tahun 1992 telah menorehkan pena emas bagi perjalanan aktifis pers mahasiswa di Indonesia selanjutnya. Terutama, setelah diadakannya kesepakatan tentang sebuah organ baru-wadah pers mahasiswa Indonesia yaitu Perhimpunan Pers Mahasiswa (PPMI). PPMI adalah sebuah wadah alternatif dan salah satu bagian dari wadah pers mahasiswa di Indonesia. Dengan adanya kesepakatan ini, PPMI diharapkan mampu mengakomodasikan dan menyikapi setiap persoalan dan perkembangan yang menyangkut kehidupan pers mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Di acara tersebut berkumpulnya PPMI DK (Dewan Kota) dari seluruh Indonesia, yaitu PPMI DK Tasikmalaya, PPMI DK Bandung, PPMI DK Semarang, PPMI DK Yogyakarta, PPMI DK Surabaya, PPMI DK Madiun, PPMI DK Makasar, PPMI DK Mataram, PPMI DK lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, dan LPM Seluruh Kampus di Indonesia yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Dimana perjalanan menuju UNHI sangatlah melelahkan, dari stasiun Lempuyangan Jogja, PPMI DK Yogyakarta menaiki Kereta Api “Sri Tanjung” menuju Stasiun Banyuwangi Baru. Di dalam suasana perjalanan, kami sering bercanda agar suasana perjalanan tidak membosankan, akan tetapi kondisi tubuh masing-masing tidaklah sebagus dengan kondisi para atlit yang menyebabkan kelelahan. Perjalanan jogja-banyuwangi memakan waktu 15jam (07.30 – 23.00). Tidak sampai disitu perjalan kami, sesampainya di stasiun banyuwangi baru dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju pelabuhan Ketapang, dengan menaiki Bus Malam yang dimana bus tersebut menaiki kapal dan menyeberang dari pelabuhan ketapang menuju pelabuhan gilimanuk, dengan waktu 30menit kami sampai ke pulau Bali.

Dengan bus malam, dilanjutkan perjalanan menuju terminal mangwi. Dalam perjalanan tersebut banyak yang telah terlelap dalam heningnya malam. Setelah sampai di terminal mangwi dilanjutkan dengan naik travel APV dan sampailah kami PPMI DK Yogyakarta di Universitas Hindu Indonesia Denpasar Bali.

Saya akan menceritakan kejadian apa yang saya alami selama mengikuti acara Dies Natalis dan Persma Fair di UNHI Denpasar.

Ditanggal 14 Februari 2013, setibanya di UNHI kami langsung menempati ruangan atau asrama tempat istirahat tidur selama 4hari di Bali, setelah istirahat sejenak kami berinisiatif untuk jalan-jalan ke pantai Sanur. Aneh nya pada perjalanan mau ke pantai sanur, tidak ada satu pun angkot/bus yang lewat, hehehe ya akhirnya charter bus mini untuk perjalanan ke pantai sanur.
Setelah bersantai ria di pantai sanur, di hari kedua dimulainya acara resmi dies natalis dan persma fair.
Dalam kesempatan Dies Natalis ini, merupakan ajang silaturahmi antar LPM sehingga jaringan kerja dari berbagai LPM bisa menyatu. Dihari pertama 15 Februari 2013, terdapat acara Seminar Nasional yang mengusung tema “Mendorong keterbukaan Informasi Terhadap Sumber Daya Alam”, dimana seminar ini mendatangkan narasumber yang telah ahli dalam hal tersebut, seperti Mentri Lingkungan Hidup akan tetapi Pak Mentri berhalangan hadir dan diwakilkan oleh staf atau wakilnya, dan berbagai narasumber yang sudah ahli di bidangnya.

Dihari keduapun sama, seminar nasional yang mengangkat tema “Mengembalikan Paradigma klasik pers mahasiswa”. Di seminar tersebut, pematerinya tak tanggung-tanggung yaitu Ketua Dewan Pers Bpk Bagir Manan, dan Sdr Citra direktur Krisna Institute.

Di acara seminar tersebut dijelaskan apa fungsi pers mahasiswa dan apa perjuangan yang selama ini dikerjakan. Digaris bawahi dalam acara seminar tersebut, kekuatan pers mahasiswa itu berasal dari Lembaga Pers Mahasiswa masing-masing, dan setiap kader persma adalah cikal bakal insan pers yang berkualitas. Kita harus menyadari bila kultur di PPMI sendiri sebagai ruh yang memberikan pentingnya bartautan atau bekerja sama untuk fokus dan tetap konsistensi dalam pengawalan sampai penyelesaian isu bersama.

Dimalam hari acara persma fair dimulai, dimana para Dewan Kota masing-masing menyiapkan pentas seni atau sebuah kreasi seni yang ditampilkan untuk menghibur semuanya. Kami Dewan Kota Yogyakarta menyiapkan sebuah teatrikal yang berjudul “Dua Kursi”. Di dalam teatrikal tersebut banyak pesan yang tercurahkan, diantaranya kursi kekuasaan politik atau presiden yang menjadikan rebutan para politikus, dimana para politikus berlomba-lomba dalam memberi JANJI-JANJI untuk rakyat kecil dan UANG dan SEMBAKO yang dihamburkan untuk mendapatkan suara yang banyak.

Kursi yang lain adalah kursi kepemimpinan sebuah organisasi yang jarang diminati oleh banyak orang. Karena tidak memberikan upah atau gaji. Karena kita disibukkan dengan mencari uang sebanyak-banyaknya agar kehidupan kelak akan makmur. Itulah manusia.

Setelah acara persma fair selesai, esok harinya dilanjutkan dengan jalan-jalan atau liburan. Yang pertama di pantai mertasari, disana kami PPMI Nasional membersihkan pantai dari sampah yang membuat pantai itu terlihat kotor. Setelah dari pantai mertasari, dilanjutkan mengunjungi monumen perjuangan rakyat bali atau BTDC. Disana terdapat miniatur yang mengisahkan dari pertama adanya pura dan sampai perjuangan mencapai kemerdekaan RI.

Dilanjutkan dengan wisata terakhir ke pantai waterblue dan nusa dua, jalan-jalan dengan rasa senang menghilangkan rasa capai yang ada. Malam harinya seluruh PPMI DK masing-masing memberikan kesan untuk rangkaian acara yang telah dilaluinya. Setelah selesai kami PPMI DK Yogyakarta berpamitan pulang, tepatnya jam 21.00 WITA kami berangkat dari UNHI Denpasar Bali menuju Pelabuhan Gilimanuk (Tiba jam 02.30 WITA). Dan langsung naik kapal menuju ke pelabuhan ketapang.

Sesampainya di pelabuhan ketapang dilanjutkan jalan kaki menuju ke stasiun banyuwangi baru yang hanya berjarak 500m dari pelabuhan. Disana kami istirahat sambil menunggu kereta api Sri Tanjung tujuan Lempuyangan Yogyakarta, dan berangkat kereta api tersebut jam 06.00 WIB.

Dan akhirnya sampai juga di Lempuyangan jam 23.15 WIB, keretanya yang molor dan membuat kami kelimpungan menunggu sampai jogja . ahahahaha maklum kangen jogja .

Kesan kesan sangat banyak ketika saya di UNHI Denpasar Bali, tak akan terlupakan dan selalu membekas di otak dan hati. Acara tersebut sangat sukses dan tak akan bisa diulangi lagi. Sampai berjumpa kembali wahai rekan-rekan pers mahasiswa seluruh Indonesia.
SALAM PERS MAHASISWA ...!!!

edhi chiwa
Pers Mahasiswa Super Jimo 
STIA "AAN"

0 komentar:

Posting Komentar